DESAKAN MUNDUR KAPOLRI
Berdasarkan pemberitaan
terkini dari berbagai media di Indonesia, desakan mundur terhadap Kapolri
Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo saat ini memang menguat. Desakan ini
muncul setelah serangkaian insiden kekerasan aparat yang terjadi dalam aksi
demonstrasi di beberapa daerah.
Berikut
adalah ringkasan poin-poin penting yang diberitakan media:
·
Penyebab
Desakan: Pemicu utama desakan ini adalah
tewasnya seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, yang terlindas
mobil taktis (rantis) Brimob. Peristiwa ini terjadi di tengah kerusuhan
demonstrasi di Jakarta. Insiden ini dianggap sebagai bukti kegagalan kepolisian
dalam menangani aksi massa secara humanis dan profesional.
·
Pihak
yang Mendorong Mundur: Desakan ini
datang dari berbagai elemen masyarakat, terutama koalisi masyarakat sipil,
aktivis hak asasi manusia (HAM), dan organisasi-organisasi seperti Jaringan
GUSDURian. Mereka menilai bahwa Kapolri gagal bertanggung jawab atas
berulangnya tindakan represif yang dilakukan oleh anggotanya.
·
Tanggapan
Kapolri: Jenderal Listyo Sigit Prabowo
menanggapi desakan ini dengan menyatakan bahwa jabatan Kapolri adalah hak
prerogatif Presiden. Ia menegaskan, "Kita prajurit, kapan saja siap,"
yang mengisyaratkan kesiapannya untuk mundur jika Presiden mengambil keputusan
tersebut. Kapolri juga telah memerintahkan Divisi Profesi dan Pengamanan
(Divpropam) Polri untuk memproses tujuh anggota Brimob yang diduga terlibat
dalam insiden tersebut.
·
Reaksi
dan Kritik Lain:
o Beberapa pihak menilai respons Kapolri dan pimpinan Polri
lainnya sebagai bentuk arogansi dan kurangnya empati terhadap publik.
o Kerusuhan yang terjadi dalam demonstrasi juga menjadi
sorotan. Kapolri telah memerintahkan untuk memburu aktor intelektual dan pihak
yang membiayai aksi-aksi anarkis tersebut.
o Presiden Prabowo Subianto juga telah menanggapi situasi
ini. Ia memerintahkan Kapolri untuk memberikan kenaikan pangkat luar biasa bagi
anggota Polri yang menjadi korban dalam kerusuhan dan menegaskan akan mengambil
langkah tegas terhadap tindakan anarkis.
Secara
umum, media memberitakan bahwa insiden tersebut telah merusak kepercayaan
publik terhadap institusi Polri dan memicu seruan untuk reformasi yang lebih
mendalam di tubuh kepolisian.
harus segera mundur dan bertanggung jawab
BalasHapus