CIRI SEORANG PROVOKATOR
Seorang provokator dalam demonstrasi bisa
diidentifikasi dari beberapa ciri khas, yang seringkali membedakan mereka dari
demonstran sejati yang menyuarakan aspirasi secara damai. Berikut ciri-cirinya
menurut para ahli strategi dan demonstrasi:
1. Perilaku Agresif
dan Anarkis
·
Memicu
Kericuhan: Provokator secara
sengaja memulai tindakan kekerasan, seperti melempar batu, merusak fasilitas
umum, atau memancing bentrokan dengan aparat keamanan. Mereka bertujuan
mengubah suasana damai menjadi anarkis.
·
Narasi
yang Membakar Emosi: Mereka menggunakan
kata-kata atau slogan yang ekstrem dan memprovokasi, yang tidak terkait dengan
tuntutan demonstrasi. Tujuannya adalah memancing kemarahan dan emosi massa agar
bertindak di luar akal sehat.
·
Tidak
Jelas Tuntutannya: Berbeda dengan
demonstran yang punya tujuan jelas, provokator seringkali tidak memiliki
tuntutan yang spesifik. Aksi mereka murni untuk menciptakan kekacauan.
·
Menyusup
di Tengah Massa: Provokator biasanya
menyusup di antara kerumunan massa, terutama di barisan paling depan atau di
area yang mudah memancing konflik. Mereka tidak bergabung sejak awal dan
seringkali datang setelah demonstrasi berjalan.
·
Menutupi
Identitas: Mereka sering
menggunakan penutup wajah, seperti masker atau helm, untuk menyembunyikan
identitas. Pakaian mereka juga cenderung seragam atau gelap, seperti serba
hitam.
·
Bergerak
Cepat: Mereka datang dan
pergi secara terorganisir, seringkali menggunakan kendaraan untuk mobilitas
tinggi, dan tidak menetap di satu lokasi seperti demonstran pada umumnya.
3. Aspek Komunikasi
dan Psikologi
·
Penyebaran
Hoaks: Mereka menyebarkan
informasi palsu atau hoaks untuk memicu ketegangan dan kemarahan massa. Hal ini
bisa dilakukan melalui orasi langsung atau media sosial.
·
Tidak
Terorganisir dengan Koordinator Lapangan: Provokator biasanya tidak terdaftar dalam kepanitiaan atau
tidak memiliki kaitan dengan koordinator lapangan (korlap) yang bertanggung
jawab atas jalannya aksi. Mereka bergerak di luar komando dan agenda yang telah
ditetapkan.
·
Memanfaatkan
Psikologi Massa: Mereka memanfaatkan
sifat psikologi massa yang mudah terpengaruh, impulsif, dan tidak rasional.
Mereka adalah pemantik api yang membakar emosi massa, mengubahnya
dari kelompok yang damai menjadi kelompok yang destruktif.
0 comments:
Posting Komentar
TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA