PENYATAAN MENTERI AGAMA TENTANG GURU… HOAX…???
Klarifikasi Pernyataan
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, tidak pernah
mengucapkan kalimat tersebut ("kalau mau cari uang, jangan jadi guru, jadi pedaganglah"). Pernyataan yang sering dikutip itu berasal dari
potongan video yang telah diedit dan disebarluaskan di media sosial tanpa
konteks yang lengkap.
Faktanya, pidato beliau fokus pada pentingnya profesionalisme
guru, terutama guru agama, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan
kesejahteraan mereka. Beliau menyampaikan bahwa guru adalah profesi yang mulia
dan negara harus berupaya keras untuk memastikan para guru, khususnya guru
agama, mendapatkan gaji dan tunjangan yang layak.
Beliau juga menekankan pentingnya sinergi antara guru,
pemerintah, dan masyarakat untuk memajukan pendidikan agama di Indonesia. Tidak
ada satu pun bagian dari pidato atau pernyataan resminya yang menyiratkan bahwa
guru tidak bisa menjadi kaya atau menyarankan mereka untuk beralih profesi
menjadi pedagang ("
Latar Belakang dan Lokasi
Kejadian
Pernyataan yang dipotong tersebut kemungkinan besar beredar
setelah salah satu acara resmi Kementerian Agama yang dihadiri oleh guru-guru
agama. Namun, tidak ada laporan resmi dari media terpercaya yang mengkonfirmasi
pernyataan kontroversial tersebut. Sebaliknya, beberapa media dan pihak
kementerian telah melakukan klarifikasi bahwa narasi yang beredar di media
sosial adalah hoaks ??
Klarifikasi dan Permohonan Maaf Menteri Agama untuk Seluruh Guru di Indonesia
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya
terkait potongan pernyataannya yang menimbulkan tafsir dan melukai perasaan
sebagian guru.
Beliau menegaskan, tidak ada sedikit pun niat untuk merendahkan profesi guru.
Sebaliknya, guru adalah profesi yang sangat mulia, sebuah panggilan jiwa.
Sebagai bukti komitmen negara, Menag
memaparkan berbagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru:
1. Kenaikan tunjangan profesi bagi
227.147 guru non-PNS.
2. Kenaikan jumlah peserta PPG hingga
700% di tahun 2025.
3. Pengangkatan 52.000 guru honorer
menjadi PPPK dalam tiga tahun terakhir.
Mari kita bersama menjaga martabat
guru, sebab dari tangan merekalah masa depan bangsa lahir dan tumbuh.
Penting untuk selalu memeriksa sumber berita yang kredibel dan
tidak langsung mempercayai informasi yang beredar di media sosial tanpa
klarifikasi. Pernyataan seperti itu dapat merusak reputasi seorang pejabat dan
menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
kami heran kenapa bapak bisa berkata begitu... walaupun tidak ada maksud lain... bapak kalau ngomong pikirkan dulu...jangan asal ngomong..
BalasHapusjangan seperti itulah pak... bapak menteri agama...kl yang sebelum ini memang gak ada akhlaknya
BalasHapuskalau mau ngomong ditulis dulu pak, biar orang jadi gak salah paham
BalasHapuskalau ngomong pikir-pikir dulu pak..baru ngomong
BalasHapusbapak seorang menteri agama... tidak cocok bapak ngomong begitu, mending berhenti sj pak
BalasHapuskenapa semua menteri rata-rata omongannya gak enak didengar
BalasHapusmentari agaman tapi omongannya kasar
BalasHapuswalaupun ngomong bapak pelan tapi tetap katanya kasar
BalasHapusmenteri yang kurang rasa empati kepada guru, yang selama ini bapak lakukan mungkin karena tugas saja, bukan karena jiwa
BalasHapussemakin ku lihat semakin emosi aku melihatnya
BalasHapusbapak kalau gak bisa jaga perkataan, mending jadi preman pasar saja
BalasHapusaneh sekali aku melihat bapak ini, seorang menteri agama lagi..
BalasHapusmenteri apaan nih..rata-rata mulutnya pedas semuanya
BalasHapuspusing dengan menteri yang ngomong seenaknya
BalasHapusngomong itu hati-hati pak
BalasHapuswalaupun tidak ada maksud tetapi tetap melukai pak
BalasHapussungguh sedih mendengarnya pak
BalasHapuskenapa sampai ngomong seperti itu pak
BalasHapuswalaupun dipotong ucapannya, tetap saja menyakitkan pak
BalasHapussungguh sakit hati ini..
BalasHapusguru lagi...guru lagi..yang kena...
BalasHapusselalu guru yang disalahin.. gak disekolah, dirumah, di mata pejabat
BalasHapusapa salah guru pak...kenapa guru yang selalu di salahkan
BalasHapusguru selalu jadi tumbal kebijakan
BalasHapusguru hanya sebagai pelengkap penderitaan saja
BalasHapussungguh malang nasib mu guru
BalasHapusparah kali menteri ini
BalasHapus