BERITA DAN INFORMASI TERKINI

Minggu, 21 September 2025

MODUS OPERANDI : KERJA DILUAR NEGERI

Sindikat TPPO dengan modus penjualan ginjal di Kamboja memiliki modus operandi yang terstruktur dan memanfaatkan kerentanan para korban. Berikut adalah perincian lengkapnya:

Tahapan Modus Operandi Sindikat TPPO Penjualan Ginjal

1. Tahap Perekrutan dan Penjeratan Korban

  • Pemanfaatan Media Sosial dan Komunitas Daring: Sindikat ini menggunakan platform media sosial, khususnya Facebook, sebagai sarana utama untuk merekrut calon korban. Mereka membuat dan mengelola grup-grup komunitas seperti "Donor Ginjal Indonesia" dan "Donor Ginjal Luar Negeri". Grup ini menjadi tempat bagi para korban untuk mencari informasi dan berkomunikasi dengan para perekrut.

  • Eksploitasi Kondisi Ekonomi: Mayoritas korban adalah orang-orang yang sedang menghadapi kesulitan finansial, seperti kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19. Sindikat memanfaatkan situasi ini dengan mengiming-imingi janji palsu dan imbalan uang yang menggiurkan.

  • Janji Imbalan yang Besar: Korban dijanjikan uang tunai sebesar Rp 135 juta untuk setiap ginjal yang berhasil didonorkan. Para korban yang terdesak kebutuhan ekonomi akhirnya tergoda dan setuju untuk mengikuti tawaran tersebut.

2. Tahap Persiapan dan Pemberangkatan

  • Penyaringan dan Pendataan: Setelah korban setuju, mereka akan dihubungi melalui pesan pribadi untuk didata dan diberikan arahan lebih lanjut. Sindikat memastikan bahwa calon korban memenuhi syarat medis untuk donor.

  • Penampungan di Bekasi: Para korban dikumpulkan di sebuah rumah penampungan di daerah Bekasi, Jawa Barat. Di tempat ini, mereka menunggu giliran untuk diberangkatkan ke Kamboja dan menjalani proses operasi.

  • Pengurusan Dokumen: Sindikat mengurus segala dokumen perjalanan, seperti paspor, untuk para korban agar bisa diberangkatkan ke Kamboja tanpa menimbulkan kecurigaan. Dalam kasus yang terungkap, diketahui ada keterlibatan oknum polisi dan imigrasi yang mempermudah proses ini.

3. Tahap Operasi dan Eksploitasi di Kamboja

  • Penerimaan di Kamboja: Sesampainya di Kamboja, korban langsung dijemput oleh anggota sindikat yang berada di sana dan dibawa ke tempat yang sudah disiapkan.

  • Pelaksanaan Operasi: Operasi pengambilan ginjal dilakukan di sebuah rumah sakit di Kamboja, yang dalam kasus ini disebut Rumah Sakit Preah Ket Mealea. Operasi ini dilakukan secara ilegal dan tanpa pengawasan medis yang memadai, sehingga berisiko tinggi bagi kesehatan korban.

  • Pembagian Uang: Setelah operasi, korban baru menerima uang yang dijanjikan, yaitu sekitar Rp 135 juta. Namun, sindikat memperoleh keuntungan yang jauh lebih besar, karena harga ginjal di pasar gelap bisa mencapai miliaran rupiah.

4. Tahap Pengembalian Korban dan Dampak

  • Dipulangkan dalam Kondisi Lemah: Setelah operasi, korban langsung dipulangkan ke Indonesia dalam kondisi fisik yang lemah dan masih dalam tahap pemulihan. Luka bekas operasi mereka seringkali masih basah dan rentan infeksi.

  • Dampak Jangka Panjang: Selain fisik, para korban juga mengalami trauma psikologis yang mendalam. Mereka harus hidup dengan satu ginjal dan menghadapi risiko kesehatan jangka panjang yang tidak diurus oleh sindikat.

Modus operandi ini menunjukkan betapa rapinya jaringan ini bekerja, mulai dari perekrutan, pengurusan dokumen, hingga operasi, yang semuanya bertujuan untuk mengeksploitasi orang-orang yang sedang dalam kesulitan ekonomi. 

Share:

0 comments:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA

Total Tayangan Halaman

Translate

PETA

JAM

TANGGAL

BTemplates.com

GEMINI AI

Generator Blog Gemini AI

Generator Blog AI

Buat postingan blog instan menggunakan kekuatan Gemini AI.

SILAHKAN CARI DISINI

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan Unggulan

NU DENGAN BANSER

Hubungan antara Banser dengan Nahdlatul Ulama (NU). Hubungan Banser dan Nahdlatul Ulama (NU) Hubungan antara Banser dan NU sangat erat dan h...

Pengikut

Popular Posts

Blog Archive