BERITA DAN INFORMASI TERKINI

Kamis, 18 September 2025

BERDIRINYA MUHAMMADIYAH

Biografi lengkap dan detail mengenai organisasi Muhammadiyah.

Sejarah dan Latar Belakang Pendirian

Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 (atau 8 Dzulhijjah 1330 H) di Kampung Kauman, Yogyakarta, oleh seorang ulama bernama Muhammad Darwis, yang kemudian dikenal dengan nama K.H. Ahmad Dahlan. Pendirian organisasi ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal, di antaranya:


  • Pemurnian Ajaran Islam: K.H. Ahmad Dahlan prihatin dengan kondisi masyarakat Islam di Indonesia yang masih banyak dipengaruhi oleh praktik-praktik mistik, bidah, dan khurafat yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam yang murni.

  • Keterbelakangan Umat Islam: Umat Islam pada masa itu, khususnya di bidang pendidikan dan sosial, tertinggal jauh dibandingkan dengan bangsa lain. K.H. Ahmad Dahlan melihat perlunya sebuah gerakan modernis untuk memajukan umat.

  • Arus Kristenisasi: Ada kekhawatiran tentang upaya penyebaran agama Kristen yang masif di kalangan penduduk miskin, terutama melalui sekolah dan rumah sakit yang didirikan oleh para misionaris.

Muhammadiyah didirikan sebagai sebuah gerakan pembaharuan (tajdid) yang bertujuan untuk mengembalikan umat Islam kepada ajaran Al-Qur'an dan Sunnah secara murni.

Biografi Singkat K.H. Ahmad Dahlan

K.H. Ahmad Dahlan memiliki nama asli Muhammad Darwis. Beliau lahir di Kauman, Yogyakarta pada 1 Agustus 1868. Ayahnya, K.H. Abu Bakar, adalah seorang khatib di Masjid Agung Kesultanan Yogyakarta, dan ibunya, Siti Aminah, adalah putri seorang pejabat penghulu kesultanan.

Meskipun tidak menempuh pendidikan formal di sekolah Belanda, Muhammad Darwis belajar agama secara mendalam dari ayahnya dan ulama-ulama lainnya. Beliau pernah menunaikan ibadah haji ke Mekah dua kali, yaitu pada tahun 1890 dan 1903. Selama di Mekah, beliau berinteraksi dengan pemikir-pemikir Islam modernis seperti Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Pengalaman ini sangat memengaruhi pemikiran beliau tentang pentingnya pemurnian agama dan pendidikan modern.

Setelah kembali ke Yogyakarta, beliau mulai mengajar dan berdakwah dengan cara yang lebih modern, termasuk mendirikan sekolah dengan kurikulum yang memadukan pelajaran agama dan ilmu pengetahuan umum. Beliau meninggal pada tanggal 23 Februari 1923 dan dimakamkan di Yogyakarta. Atas jasanya, beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1961.

Peran dan Kontribusi Muhammadiyah

Sejak awal berdirinya, Muhammadiyah berfokus pada tiga bidang utama:

1. Bidang Pendidikan Muhammadiyah memandang pendidikan sebagai kunci untuk memajukan umat. Mereka mendirikan sekolah-sekolah modern yang menggabungkan pendidikan agama dan umum, sesuatu yang jarang ada pada masa itu. Hingga saat ini, Muhammadiyah memiliki ribuan institusi pendidikan, mulai dari sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Universitas Muhammadiyah adalah salah satu jaringan pendidikan swasta terbesar di Indonesia.

2. Bidang Sosial dan Kesehatan Muhammadiyah adalah pelopor dalam bidang layanan sosial dan kesehatan. Mereka mendirikan banyak rumah sakit, klinik, panti asuhan, dan lembaga sosial lainnya untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. Gerakan ini menunjukkan bahwa Islam tidak hanya berfokus pada aspek spiritual, tetapi juga pada kesejahteraan sosial umat.

3. Bidang Dakwah Gerakan dakwah Muhammadiyah bersifat amar ma'ruf nahi munkar (menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran). Mereka menyebarkan ajaran Islam melalui berbagai media, termasuk majalah, buletin, dan pengajian. Mereka juga fokus pada dakwah praktis, yaitu dengan memberikan contoh nyata melalui amal usaha di bidang pendidikan dan sosial.

Perbedaan dengan Nahdlatul Ulama (NU)

Meskipun sama-sama organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah sering dibandingkan dengan Nahdlatul Ulama (NU). Perbedaan utama keduanya terletak pada pendekatan keagamaan:

  • Muhammadiyah cenderung berorientasi pada pembaruan (tajdid) dan berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah secara literal. Mereka menolak praktik-praktik yang tidak memiliki dasar kuat dalam kedua sumber tersebut.

  • Nahdlatul Ulama (NU) lebih berorientasi pada tradisionalisme, yang menghargai warisan keilmuan ulama terdahulu dan mengintegrasikan budaya lokal dalam praktik keagamaan, selama tidak bertentangan dengan syariat.

 

Share:

0 comments:

Posting Komentar

TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA

Total Tayangan Halaman

Translate

PETA

JAM

TANGGAL

BTemplates.com

GEMINI AI

Generator Blog Gemini AI

Generator Blog AI

Buat postingan blog instan menggunakan kekuatan Gemini AI.

SILAHKAN CARI DISINI

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan Unggulan

Yurike Sanger: Istri Ketujuh Presiden Soekarno

  Yurike Sanger : Istri Ketujuh Presiden Soekarno Yurike Sanger, yang memiliki nama lengkap Yurike Sanger Soekarno , adalah salah satu istri...

Pengikut

Popular Posts

Blog Archive