Gerhana Matahari Parsial 21 September 2025
Gerhana Matahari parsial adalah peristiwa astronomi di mana Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, namun tidak menutupi Matahari sepenuhnya. Akibatnya, Matahari akan terlihat seperti "terpotong" atau berbentuk sabit.
Berikut adalah informasi lengkap mengenai fenomena gerhana matahari parsial yang terjadi pada 21 September 2025:
1. Waktu Kejadian
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gerhana ini memiliki tiga fase utama:
Awal Gerhana: Pukul 17.29 UTC (Universal Time Coordinated) atau pukul 00.29 WIB pada tanggal 22 September 2025.
Puncak Gerhana: Pukul 19.41 UTC atau pukul 02.41 WIB pada tanggal 22 September 2025.
Akhir Gerhana: Pukul 21.53 UTC atau pukul 04.53 WIB pada tanggal 22 September 2025.
2. Wilayah yang Bisa Menyaksikan
Sayangnya, fenomena gerhana matahari parsial ini tidak dapat disaksikan dari wilayah Indonesia karena terjadi pada dini hari sebelum Matahari terbit.
Wilayah yang berkesempatan menyaksikan peristiwa ini adalah negara-negara di belahan Bumi Selatan, antara lain:
Selandia Baru
Sebagian besar wilayah Antartika
Sebagian kecil Australia bagian timur (seperti Sydney)
Samoa
Fiji
Vanuatu
Kiribati
Niue
Kaledonia Baru
3. Cara Menyaksikan dari Indonesia
Meskipun tidak dapat diamati secara langsung di Indonesia, Anda tetap bisa mengikuti fenomena ini melalui siaran langsung (live streaming) yang disediakan oleh berbagai lembaga astronomi internasional, seperti Time and Date atau lembaga lainnya.
4. Proses Terjadinya Gerhana Matahari Parsial
Gerhana ini terjadi ketika Bulan hanya menutupi sebagian piringan Matahari. Ini disebabkan oleh posisi geografis pengamat yang berada di area penumbra Bulan (bayangan samar). Peristiwa ini tidak membuat langit menjadi gelap total, namun intensitas cahaya Matahari akan meredup secara signifikan.
5. Rekomendasi Keamanan
Jangan pernah melihat Matahari secara langsung tanpa menggunakan alat pelindung mata khusus, seperti kacamata gerhana bersertifikasi. Melihat Matahari dengan mata telanjang, teleskop, atau teropong tanpa filter yang tepat dapat menyebabkan kerusakan permanen pada mata, bahkan kebutaan.
0 comments:
Posting Komentar
TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA