ISRAEL MENGGILA

Serangan darat Israel di Kota Gaza, berdasarkan laporan dari berbagai sumber berita internasional.

Israel Kembali Meluncurkan Serangan Darat di Kota Gaza

Pada Selasa, 16 September 2025, militer Israel melancarkan kembali serangan darat ke Kota Gaza, yang telah lama diancamkan. Operasi ini dimulai setelah pemboman udara dan artileri yang intensif. Tentara Israel, yang terdiri dari dua divisi, memasuki kota dari pinggiran, dengan dua tujuan utama: mengalahkan Hamas dan memaksa warga sipil untuk mengungsi ke wilayah selatan.

Serangan ini terjadi di tengah peringatan internasional yang semakin meningkat tentang krisis kemanusiaan yang parah di Gaza. Sebuah komisi PBB bahkan baru saja merilis laporan yang menuduh Israel melakukan genosida.

Dampak Kemanusiaan dan Kondisi di Lapangan

Laporan dari berbagai media dan saksi mata di lapangan menggambarkan situasi yang mengerikan. Warga Palestina melaporkan pemboman yang sangat intens sepanjang malam sebelum serangan darat dimulai. Berbagai rumah sakit di Gaza mencatat puluhan kematian, termasuk banyak wanita dan anak-anak.

• Pengungsian Besar-besaran: Ribuan keluarga Palestina, yang membawa sedikit barang, bergegas meninggalkan Kota Gaza melalui jalan-jalan yang telah ditetapkan oleh militer Israel. Namun, laporan menunjukkan bahwa banyak warga sipil yang masih terjebak karena jaringan komunikasi yang rusak, sehingga mereka tidak menerima peringatan evakuasi.

• Kondisi di Selatan: Banyak pengungsi yang melarikan diri ke selatan menghadapi kondisi yang tidak kalah sulit. Mereka mengalami kelangkaan air bersih, makanan, dan tempat berlindung. Sebagian besar merasa bahwa zona "kemanusiaan" yang ditetapkan Israel sama berbahayanya dengan wilayah yang mereka tinggalkan.

• Keraguan Internal: Laporan menunjukkan adanya keraguan di kalangan pejabat keamanan dan militer Israel sendiri tentang keberhasilan operasi ini dalam mencapai tujuannya untuk menghancurkan Hamas secara total. Namun, para pengamat menilai motif di balik serangan ini juga terkait dengan politik domestik Israel, termasuk upaya untuk menghindari pemilu dini.

Reaksi Internasional dan Tanggapan Israel

Serangan darat ini memicu kecaman luas dari komunitas internasional. Uni Eropa, misalnya, mempertimbangkan sanksi dan tarif baru untuk menekan Israel. Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tetap menegaskan bahwa tujuan operasi ini adalah untuk mengalahkan musuh dan mengevakuasi populasi. Meskipun demikian, ia tidak lagi secara eksplisit menyebutkan tujuan untuk membebaskan sandera yang tersisa.

Demikian ringkasan berita terbaru mengenai situasi di Gaza. Kabar dan perkembangan terbaru tentang konflik ini bisa berubah dengan cepat, jadi penting untuk terus mengikuti informasi dari berbagai sumber yang kredibel.