10 Alasan Umat Islam Sulit Bersatu
Umat Islam dari masa ke masa senantiasa diperintahkan untuk bersatu dan menjalin tali persaudaraan (ukhuwah islamiyah). Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "Dan berpegang teguhlah kalian semua pada tali (agama) Allah dan janganlah kalian berpecah belah." (QS. Ali 'Imran: 103). Nabi Muhammad SAW juga bersabda, "Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan." (HR. Bukhari dan Muslim). Meskipun demikian, sejarah menunjukkan adanya berbagai perpecahan. Para ahli agama dan keagamaan yang berpedoman pada hadits nabi serta ajaran Islam mengidentifikasi beberapa alasan utama mengapa persatuan umat Islam sulit terwujud hingga saat ini.
Menurut pandangan para ulama dan ahli keagamaan, berikut adalah 10 alasan utama yang menyebabkan umat Islam tidak bisa bersatu:
Perpecahan Politik dan Perebutan Kekuasaan: Sejak wafatnya Rasulullah SAW, munculnya perselisihan politik dan perebutan kepemimpinan menjadi faktor utama. Konflik internal ini seringkali mengorbankan persatuan demi kepentingan golongan atau individu.
Fanatisme Kelompok dan Mazhab: Setiap kelompok atau mazhab memiliki kecenderungan untuk merasa paling benar, mengabaikan perbedaan pendapat (ikhtilaf) yang dibenarkan dalam Islam. Sikap fanatik ini menutupi pintu toleransi dan dialog. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Bani Israil telah berpecah belah menjadi 72 golongan, dan umatku akan berpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu, yaitu yang mengikuti Sunnahku dan jama'ah." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Keduniawian (Hubbud Dunya): Kecintaan yang berlebihan terhadap harta, kekuasaan, dan popularitas telah membutakan mata hati umat. Mereka lebih mementingkan keuntungan materi daripada persaudaraan Islam, sehingga rela berkonflik demi kepentingan dunia.
Kebodohan Agama (Jahl): Minimnya pemahaman mendalam tentang ajaran Islam yang utuh, yang menyebabkan umat mudah terpengaruh oleh doktrin-doktrin menyimpang. Mereka tidak mampu membedakan antara ajaran yang benar dan yang salah, sehingga mudah terpecah belah.
Tafsir Al-Qur'an dan Hadits yang Berbeda: Walaupun sumbernya sama, metode penafsiran (tafsir) yang beragam telah melahirkan perbedaan hukum dan pemahaman, yang pada akhirnya memicu perdebatan dan perpecahan.
Lemahnya Ukhuwah Islamiyah: Ikatan persaudaraan yang seharusnya menjadi pondasi persatuan seringkali terabaikan. Umat Islam cenderung lebih peduli pada diri sendiri atau kelompoknya daripada membantu saudaranya yang lain.
Sikap Sombong dan Meremehkan Orang Lain: Merasa diri paling berilmu atau paling bertakwa sehingga merendahkan orang lain yang memiliki pandangan berbeda. Sifat ini bertentangan dengan ajaran Nabi SAW yang menekankan kerendahan hati.
Intervensi Asing: Musuh-musuh Islam memanfaatkan celah perbedaan untuk memperlebar perpecahan di kalangan umat, baik melalui propaganda, dukungan terhadap kelompok tertentu, maupun konflik bersenjata.
Kemunduran Intelektual: Hilangnya semangat ijtihad (penalaran hukum baru) dan ilmu pengetahuan, yang membuat umat Islam terpaku pada pemahaman lama tanpa mampu menyesuaikan dengan tantangan zaman. Ini menyebabkan kejumudan dan kurangnya solusi kolektif.
Tiadanya Kepemimpinan yang Bersatu: Tidak adanya satu kepemimpinan politik global (khilafah) yang dapat menyatukan seluruh umat Islam, sebagaimana yang pernah ada di masa lalu. Setiap negara dan kelompok memiliki pemimpinnya masing-masing, yang seringkali memiliki agenda yang berbeda.
Cara Umat Islam Bisa Bersatu Padu
Menurut para ahli keagamaan, jalan untuk menyatukan umat Islam menjadi satu kesatuan yang ideal, seperti yang diimpikan dalam konsep khilafah, harus dimulai dari fondasi yang kuat, yaitu:
Kembali pada Sumber Asli: Seluruh umat Islam harus berpedoman pada Al-Qur'an dan Sunnah yang otentik. Bukan hanya sekadar membacanya, tetapi juga memahaminya secara mendalam dan menyeluruh, dengan bimbingan ulama yang shalih.
Menghidupkan Ukhuwah Islamiyah: Menguatkan kembali ikatan persaudaraan sejati, dengan saling mencintai, menghormati, dan membantu satu sama lain, tanpa memandang perbedaan kelompok atau mazhab.
Mewujudkan Ijtihad Kolektif: Para ulama dan cendekiawan Islam dari berbagai belahan dunia harus bersatu untuk merumuskan solusi atas permasalahan kontemporer umat.
Menciptakan Kesadaran Politik Islam: Umat harus memiliki kesadaran kolektif tentang pentingnya persatuan politik dan urgensi kepemimpinan yang adil dan berlandaskan syariat, sebagai jalan menuju terwujudnya khilafah yang dicita-citakan.
Persatuan tidak akan terwujud hanya dengan slogan, melainkan harus dimulai dengan perbaikan diri, pemahaman agama yang benar, dan semangat persaudaraan yang tulus di antara seluruh umat Islam.
0 comments:
Posting Komentar
TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA