Kekuatan Militer Israel: Analisis Terkini
Jakarta – Pasca-konflik berkepanjangan dengan Palestina, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masih mempertahankan posisinya sebagai salah satu militer paling canggih dan kuat di dunia, meskipun dengan mobilisasi besar-besaran yang terjadi. Analisis kekuatan ini tidak hanya mencakup jumlah personel dan jenis persenjataan, tetapi juga kemampuan cadangan dan dukungan dari negara-negara sekutu.
Kekuatan Total dan Jenis Persenjataan
Menurut data terbaru, Israel memiliki kekuatan militer aktif yang signifikan, diperkuat oleh sistem wajib militer yang memungkinkan mobilisasi cepat. Jumlah total personel militer Israel mencakup:
Pasukan Aktif: Sekitar 169.500 personel.
Pasukan Cadangan: Sekitar 465.000 personel, dengan mobilisasi besar-besaran yang mencapai sekitar 287.000 personel setelah serangan pada 7 Oktober 2023.
Dari segi persenjataan, Israel dikenal unggul dalam teknologi dan kualitas alutsista, terutama di tiga matra utama:
Angkatan Udara (IAF): Ini adalah kekuatan militer Israel yang paling dominan. IAF mengoperasikan sekitar 612 pesawat, termasuk jet tempur canggih seperti F-15, F-16, dan F-35. Kualitas pesawat ini dianggap jauh lebih modern dibandingkan dengan negara-negara di sekitarnya.
Angkatan Darat: Meskipun secara jumlah tank lebih sedikit dari beberapa negara di kawasan, tank Israel seperti Merkava termasuk yang paling canggih dan berlapis baja tebal di dunia. Mereka juga memiliki kendaraan tempur lapis baja dalam jumlah besar.
Angkatan Laut: Angkatan laut Israel dinilai sebagai matra yang paling lemah dibandingkan angkatan udara dan darat, namun tetap dilengkapi dengan kapal selam dan kapal patroli canggih.
Sistem Pertahanan Udara: Israel sangat bergantung pada sistem pertahanan udara berlapis, yang paling terkenal adalah Iron Dome untuk mencegat rudal jarak pendek. Selain itu, mereka juga memiliki sistem David's Sling untuk rudal jarak menengah dan sistem Arrow untuk rudal balistik jarak jauh.
Prediksi Ketahanan dan Cadangan yang Tersisa
Mengenai berapa lama Israel bisa bertahan jika diserang terus-menerus, para ahli militer dan analisis dari media seperti Kompas Video dan YouTube memprediksi bahwa pertahanan anti-rudal Israel bisa bertahan sekitar 10-12 hari tanpa bantuan eksternal. Namun, kemampuan ini dapat diperpanjang secara signifikan jika mendapat suplai dari negara sekutu.
Cadangan militer yang tersisa saat ini juga menjadi faktor krusial. Setelah mobilisasi masif untuk konflik di Gaza, Israel masih terus memanggil puluhan ribu tentara cadangan untuk operasi lanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun telah melakukan mobilisasi besar-besaran, Israel masih memiliki cadangan kekuatan yang cukup untuk mempertahankan dan memperluas operasinya.
Sekutu yang Membantu Israel
Israel mendapatkan dukungan militer dan finansial yang kuat dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat. Bantuan dari AS sangat vital dan mencakup pengiriman senjata, sistem pertahanan rudal, hingga jet tempur canggih. Selain AS, negara-negara seperti Jerman, Inggris, dan Kanada juga secara konsisten memberikan dukungan, baik dalam bentuk bantuan militer, pendanaan, maupun dukungan politik. Bantuan ini menjadi pilar utama yang menopang kemampuan militer Israel, terutama dalam konflik berkepanjangan.
Tentu, mari kita fokus pada peran utama Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu militer Israel.
Peran Amerika Serikat sebagai Sekutu Utama Israel
Washington D.C. – Hubungan antara Amerika Serikat dan Israel adalah salah satu aliansi bilateral paling signifikan di dunia, terutama dalam hal dukungan militer. Dukungan ini bukan hanya bersifat politis, tetapi juga konkret dalam bentuk bantuan finansial, transfer teknologi, dan pengiriman persenjataan canggih.
Dukungan Finansial dan Transfer Teknologi
Sejak berdirinya Israel, AS telah menjadi penyumbang terbesar bantuan militer asing. Sejak tahun 1967, bantuan bilateral dan pendanaan pertahanan rudal telah mencapai angka sekitar $158 miliar. Pada tahun 2016, kedua negara menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang menjamin bantuan militer sebesar $38 miliar selama periode 2019-2028. Bantuan ini sebagian besar berupa hibah.
Transfer teknologi adalah elemen kunci lain dari aliansi ini. Israel mendapatkan akses ke teknologi militer mutakhir AS, termasuk:
Jet Tempur: Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang mengoperasikan jet tempur siluman F-35.
Sistem Pertahanan Rudal: AS telah membantu mendanai dan mengembangkan sistem pertahanan rudal Israel, termasuk Iron Dome, yang sangat vital dalam menghadapi serangan roket.
Akses Prioritas: Hukum AS memungkinkan Israel menerima dana bantuan militer secara lump-sum (satu kali bayar) di awal tahun fiskal, sebuah keuntungan yang tidak didapatkan oleh negara lain.
Bantuan Cepat Pasca-Konflik
Setelah konflik terbaru dengan Palestina, dukungan AS semakin dipercepat. Laporan menunjukkan bahwa AS telah memberikan bantuan militer senilai miliaran dolar, termasuk pengiriman 10.000 ton senjata senilai $2,4 miliar pada Desember 2023 yang kemudian meningkat menjadi 50.000 ton pada Agustus 2024. Bantuan ini dikirim melalui ratusan penerbangan dan pengapalan, menunjukkan kecepatan dan komitmen AS untuk memastikan kemampuan pertahanan Israel tetap terjaga.
Dukungan ini terus berlanjut dan menjadi faktor penentu dalam kemampuan Israel untuk bertahan dan melanjutkan operasi militernya.
0 comments:
Posting Komentar
TERIMA KASIH ATAS KOMENTARNYA